ABOUT AUTHOR

Responsive Ad

Enak di SMK atau SMA ? Inilah pengalamanku di SMK

Assalaamu'alaikum

Apa kabar sobat ?

Jika kamu para pembaca ingin membaca artikel saya ini,
Saya sarankan baca artikel saya sebelumnya yang berjudul "Ingin menjadi orang gila atau orang bodoh ?"
Karena artikel ini dengan yang sebelumnya berkaitan Guys.
Tapi kalau tidak mau baca artikel sebelumnya tidak apa-apa kok, santai aja :)
Saya akan bahas tentang SMK dan SMA
Tapi, kemungkinan yang lebih banyak adalah SMK, kenapa ?
Karena saya adalah anak SMK :)


Kamu sudah tahu kan kalau SMA itu kayak gimana ?
Yap, SMA adalah Sekolah Menengah Atas, dimana kamu bisa melanjutkan ke Sarjana setelah lulus SMA untuk menjadi dokter, guru, dan lain sebagainya.
Ciri khas dari SMA adalah cara mengajar gurunya, yaitu lebih banyak teori. Jadi, siswa yang ingin masuk ke SMA harus kuat ya memorinya tapi kalau tidak kuat yaa mentallah yang harus kuat karena semua berawal dari niat, tekad dan kemauanmu sendiri.

Lha sedangkan SMK ?
SMK adalah Sekolah Menengah Kejuruan, dimana sekolah ini mengajarkan siswa pada bidangnya masing-masing. Bidangnya pun bermacam-macam tergantung SMK nya juga, ada SMK yang berisi 5 atau 6 atau 7 program bidang/jurusan, tergantung. Kalau di SMK saya ada 6 jurusan, yaitu Akuntansi (AK), Administrasi Perkantoran (AP), Pemasaran (PM), Tata Busana (TB), Multimedia (MM), dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Kalau saya ambil jurusan TKJ. Napa saya ambil TKJ ? Nanti saya jelasin. Di SMK, akan diajari lebih banyak praktek daripada teorinya, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari ilmu di bidangnya masing-masing.

Oh, itu teman saya. Candidnya bener-bener pas ya :v

Persamaan SMA dengan SMK ?
  • Sama-sama sekolahan di tingkat yang sama (derajatnya sama)
  • Berisi ekstrakurikuler seperti biasanya, seperti basket, bola voli, badminton, silat, bengker, dan lain sebagainya tergantung sekolahannya juga.
  • Berisi organisasi seperti ROHIS, OSIS, PMR, Pramuka, dan lain sebagainya tergantung sekolahannya. Tapi kebanyakan SMA maupun SMK ada 4 organisasi tersebut.
  • Sama-sama diajari ilmu umum, seperti Bahasa Indonesia, Agama, MTK, Bahasa Inggris, PPKN, dan lain sebagainya tergantung kurikulum yang dipakai sekolahan. Meskipun begitu, isi pelajaran umum yang diajarkan SMA/SMK kepada siswa agak berbeda.
  • Memakai seragam sekolah.
  • Dan lain-lain.
Setelah kamu membaca isi di atas, saya ingin bertanya padamu,

Apa keinginanmu ?

Apa cita-citamu ?
Apa impianmu ?
Apa minatmu ?
Apa bakatmu ?
Apa hobimu ?

Pikirkan matang-matang. Itu akan sangat berpengaruh padamu.
Jika kau ingin menjadi guru, dokter, pilot, dan lain sebagainya yang sejenis dengan itu maka masuklah ke SMA.
Jika kau ingin lebih banyak praktek daripada teori, maka masuklah ke SMK
Silahkan dipikir-pikir lagi.

Jika kamu ingin masuk ke SMA dan sudah kamu putuskan sebaik-baiknya, maka kamu tidak harus melanjutkan membaca artikel ini kok.
Tapi jika kamu ingin masuk ke SMK dan sudah kamu pikirkan matang-matang, maka sebaiknya kamu melanjutkan membaca sampai habis.
Karena bagian bawah adalah penjelasan tentang sistem pendidikan Indonesia versi saya serta dari buku-buku yang populer seperti 10 Jurus Terlarang! karya Ippho Santosa yang mengatakan bahwa pendidikan Indonesia hanya lebih mengasah otak kiri pada siswanya daripada otak kanan.
Dan disini, saya akan menjelaskan tentang sistem pendidikan di Indonesia menurut versi saya.

Tapi, bukan berarti SMA/SMK mutlak seperti sekolah seperti itu di berbagai wilayah Indonesia. Berbeda dengan negara lain, pendidikan di Indonesia terlalu fokus pada teori-teori dan siswa di sekolah lebih banyak menghabiskan waktu hanya untuk duduk di atas kursi dan mengerjakan soal-soal lks ataupun modul yang dilakukan setiap hari. Tidak seperti di Jepang yang waktu awal kelas SD siswanya dididik tentang kedisiplinan dulu, Finlandia yang siswanya bersekolah hanya 2-3 jam saja, dan negara lain yang maju. Pendidikan Indonesia hanya berfokus pada otak kiri, hanya mendidik siswa dalam mengembangkan otak kiri dan bukan otak kanan. Hal itulah yang membuat anak muda di Indonesia kurang berkreasi, kreatif, dan kurang keberanian dalam mengungkapkan pendapat karena siswa di Indonesia kurang dilatih untuk itu ! Mereka hanya diberi tahu soal teori-teori saja dan tidak bisa melihat dunia luar karena terlalu banyak waktu yang terpakai hanya untuk di sekolahan saja (termasuk mengerjakan tugas yang diberi dari sekolahan).


Kamu bisa lihat orang-orang yang tidak bisa sekolah di SMA maupun SMK ataupun yang tidak sekolah sama sekali, beberapa dari mereka sukses kan ? Bukan berarti, saya menyuruh kamu untuk tidak bersekolah yaa. Mereka yang tidak bersekolah SMA maupun SMK mempunyai jiwa yang tinggi, semangat yang kuat, dan pantang menyerah. Mereka mencari ilmu dan pengalaman non formal. Ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan pun lebih seru dibanding SMA/SMK karena lebih banyak prakteknya dan langsung terserap ke dalam otak. Kamu beneran nggak mau sekolah di SMA/SMK ? Dunia ini sudah beda lho, tidak kayak zaman dulu.

Yap, jujur saja, sekolah saya tu memang SMK, tapi yang diajari ke siswanya bukan lebih banyak prakteknya tapi teorinya. Setiap hari kami hanya duduk belajar teori, pelajaran produktif (pelajaran yang berisi bidang/jurusan yang diikuti) pun juga kebanyakan teori, kalau dijelaskan banyak nggak ngertinya dan prakteknya pun waktunya kurang karena telah diambil sebagian untuk pelajaran umum. Hal inilah yang membuat saya agak kecewa terhadap SMK saya, dan juga sistem pendidikan Indonesia ini, perlu banyak perubahan. Bukan hanya saya saja yang kecewa, teman-teman saya juga pada begitu. Banyak yang sependapat dengan saya bahkan alumni SMK saya.

Sudah saya bilang di atas, Indonesia itu terlalu mementingkan teori dibandingkan praktek, terlalu mementingkan cara berpikir otak kiri dibanding otak kanan dan semestinya seimbang tapi ini tidak, terlalu mementingkan ijazah daripada kemampuan sehingga gaji pun masih diperhitungkan bagi saya sebagai anak SMK. Lha ini nih, kalau setelah lulus SMK saya langsung bekerja, maka apakah saya untung ? Tergantung saya sendiri. Jika saya mendapat pekerjaan yang gajinya tinggi maka pasti pekerjaannya juga level tinggi, tapi saya ngakak aja karena anak smk paling cuma pekerjaannya digaji rendah karena derajatnya masih SMK dan mengikuti standar operasional pemerintah. Itulah yang saya benci.

Intinya, sekolahan di ZAMAN SEKARANG dengan ZAMAN DULU sangatlah BERBEDA. Zaman dulu, siswa benar-benar diajarkan oleh guru dengan sangat baik, orang tua saya yang bercerita. Guru bahasa Inggris bapak saya dulu kata bapak saya, Gurunya mengajar siswanya seperti bermain sehingga siswa bisa mengingat kosa kata bahasa inggris dengan mudah. Kalau zaman sekarang, tuh modul dan lks sudah ada, jadi guru mudah deh dan hanya menyuruh siswa mengerjakan saja. Sebenarnya, yang harus diberi kemudahan siapa sih ? Guru atau Siswa ? Ya dua-duanya lah gimana sih. Tapi, zaman sekarang yang dipermudah malah guru. Zaman dulu apa ada gonta-ganti kurikulum ? Bagi saya tidak ada tuh, orang tua saya saja nggak cerita. Tapi di zaman sekarang ? Dikit-dikit Kurikulum 2013, eh malaha mau diganti ke kurikulum 2016 tapi nggak jadi eh malah sekarang kurikulum 2013 versi 2016. Hm apa sih hikmahnya gonta-ganti kurikulum melulu ? Padahal sistem pendidikannya sama saja, guru pasif dan siswa aktif, ini betul-betul SALAH ! Seharusnya guru juga aktiflah supaya siswanya juga aktif. Zaman dulu guru-gurunya aktif kok malah sekarang guru disuruh pasif ? Hm dunia ini sudah terbalik yah.

Dari yang saya jelaskan di atas, bisa disimpulkan dengan beberapa kata yaitu


SMK seperti SMA


Maka dari itu, saya berpikir kembali apa yang akan saya lakukan setelah lulus SMK.
Saya akan menceritakan kisah saya sendiri ketika saya ingin masuk ke SMK.


Mengapa saya ingin masuk SMK ? Ntahlah, mungkin karena kakak saya. Kakak saya dulu masuk SMK ambil bidang jurusan MM dan sekarang dah lulus dan bekerja di Yogyakarta. Karena saya lihat kakak saya dan saya sering mencari tau ilmu yang dipelajari kakak saya, maka saya memutuskan masuk ke SMK dan tidak masuk ke SMA. Saya juga ingin mempelajari lebih banyak praktek daripada teori. Lalu, yang jadi masalah ialah saya mau ambil bidang/jurusan apa ? MM atau TKJ ?
  • MM, Multimedia yang mempelajari tentang editing video, animasi, fotografi, editing musik, dan lain sebagainya yang menyangkut dengan itu. Saya ingin ambil jurusan MM karena saya suka mengedit video ketika SMP.
  • TKJ, Teknik Komputer dan Jaringan yang mempelajari tentang komputer, jaringan, dan sistem-sistemnya. Saya ingin ambil jurusan/bidang TKJ karena saya ingin mengejar cita-cita saya.
Saya bingung bahkan sampai stres memilih di antara dua itu. Seperti memilih calon suami aja :'v . Malah ditambahi ibuku lagi "Masuk ke Tata Busana aja (TB, membuat dan merancang baju, yang berkaitan dengan pakaian).". "Ah mboh bu mboh bu !" Suara hati :') . Saya harus mengambil keputusan dan akhirnya saya memilih TKJ.


Yah, awalnya sih enak tapi lama-lama mental rapuh juga terhadap cita-cita yang saya kejar. Itu semua karena ilmu produktif yang susah dimengerti yang membuat saya menjadi berkecil hati, pesimis. Akhirnya, saya mengalami kebuntuan terhadap cita-cita. Saya tidak tahu apalagi yang akan saya kejar. Lalu, saya berusaha mencari impian lain.

Ketika saya kelas 10 SMK, bisa dibilang kalau saya hidup di zona nyaman. Lalu, di kelas 11 SMK masih juga di zona nyaman. Kelas 12 SMK ? Mengalami lonjakan yang sangat besar. Stres berat.

Saya stres dan berpikir, "Besar nanti saya mau jadi apa ?". Benar-benar berhenti pikiran saya, saya tidak bisa berpikir secara luas, hanya bisa berpikir sempit. Masa bekerj apada pemerintah selamanya ? Ah nggak mungkin saya selamanya mengabdi pada pemerintah, bisa stres berat saya malah seperti tahanan. Saya mengamati apa yang telah saya lalui dari kelas 10 sampai kelas 12 SMK ini. Saya benar-benar menyesal atas apa yang telah saya lakukan selama itu karena saya tidak bisa memanfaatkan waktu yang ada.

Memang, sekolahan saya itu punya kesalahan juga. Kamu pasti tau alasannya karena saya sudah menceritakannya di atas. Tapi, ini juga kesalahan saya karena tidak bisa mengambil kesempatan dengan baik. Karena itulah sekarang saya sedang merencanakan diri saya menjadi lebih baik untuk ke depannya.

Jujur saja, karena kepadatan sekolah yang kurang bermanfaat bagi saya dan terlalu banyak teori yang sulit dimengerti yang dijelaskan oleh guru, saya jadi tidak bisa melakukan apa-apa. Mengejar impian kecil yang lain pun tidak bisa. Rasanya, sakit. Ingin membuat film aja waktu kelas 10 pun nggak bisa karena waktu yang tersisa selain sekolah adalah mengerjakan tugas + makan di rumah + tidur, belum lagi mengerjakan tugas di rumah. Gimana coba ?

Tapi, mau dibilang nyesel sih nggak juga, karena saya mendapat teman-teman yang ramah dan baik dan lingkungan sekolah saya pun nyaman.

Semua itu ada kerugian dan keuntungan. Saya bersekolah di SMK saya dan kurang mendapat ilmu praktek serta kurang dididik menjadi pekerja yang sesungguhnya, kerugiannya itu. Tapi, keuntungannya mungkin adalah hal baru yang saya ketahui. Kamu tahu apa itu ? Soft-skill. Dulu waktu saya kelas SMP, saya hanya berasumsi kalau "orang-orang pintarlah yang akan sukses.", jadi saya belajar giat waktu itu. Hanya belajar dari buku. Dan ketika saya masuk ke SMK dan diajari oleh seorang guru yang benar-benar mengajari siswanya dengan baik meskipun materinya susah dimengerti, saya seperti menemukan sosok guru yang benar-benar guru. Dia menjelaskan tentang Soft-skill, yang kaitannya sangat erat dengan kerja.

Soft-skill adalah keterampilan sikap. Jika ada Hard-skill yaitu keterampilan ntah itu fisik tubuh ataupun pikiran, maka Soft-skill berbeda dan bahkan yang paling banyak dibutuhkan  dalam industri adalah orang yang lebih bisa dalam Soft-skill. Soft-skill mencakup tentang kedisiplinan, cara berkomunikasi, jujur, tanggung jawab, rapi, dan lain-lain. Cara melatihnya ialah dengan mengerjakan tugas rumah sehari-hari, maka kamu nanti akan terlatih. Cara latihan ini hanya melatih sebagian dari Soft-skill lho ya, sebagian yang lain silahkan berlatih komunikasi dan kerjasama antar tim. Soft-skill ini terkait dengan otak kanan lho, sehingga jika kamu melatih soft-skillmu maka otak kananmu akan terlatih. Soft-skill juga menyangkut dengan hati nurani, perasaan, dan firasat. Semakin Soft-skillmu terlatih, maka semakin baiklah perasaanmu itu. Bukan perasaan cinta lho ya, saya nggak bahas itu karena nggak ada kaitannya.

Tapi karena saya sudah tau, saya akan beritahu kamu para pembaca tentang sekolahan Indonesia di ZAMAN SEKARANG ini.

Tidak semua SMK sama di Indonesia, ada yang mengajarkan lebih banyak praktek daripada teori dan ada juga yang sebaliknya. Kamu harus mencari tau tentang SMK di daerah kamu, apakah benar-benar mengajarkan lebih banyak praktek atau tidak. Kamu bisa bertanya-tanya ke alumni sekolah yang ingin kamu masuki. Semoga sukses dan tepat sasaran :) ...

Terserah kamu mau memilih SMK atau SMA, itu sama saja...
Tapi, jika kamu ingin mengantisipasi ingin bekerja, maka saya sarankan pilih SMK aja karena nanti kalau kuliah kamu bisa nyambi bekerja (kerja sambilan)
Kalau mau kuliah tapi kamu jurusan SMK, itu nggak masalah !
Kenapa ? Karena itu hanya teori kan ? Kamu bisa melatih itu hanya dengan membaca buku dan melatih soal-soal aja selama berbulan-bulan. Persiapanmu harus matang nak :)

Saya sarankan,
Tetaplah cari ilmu di luar sekolah, Tetaplah mengasah kemampuan yang berlawanan dengan sekolah yang kau ikuti, Tetaplah tegar dalam mencari banyak ilmu, supaya akal pikirmu tidak sempit
Ok, mungkin ini cukup...
Kalau tidak mengerti, bisa tanya saya lewat pribadi
Terima kasih telah membaca artikel saya ini, semoga bermanfaat :)
Dan mohon maaf bila ada kesalahan dan bikin tersinggung,
Itu adalah pengalaman saya di SMK, jika ada yang tersinggung dan ada kesalahan mohon beritahu saya lewat komentar atau apapun suapya saya tahu
Jujur, saya tidak punya niat menjelek-jelekkan sama sekali
Sampai jumpa lagi :)

Wassalaamu'alaikum

Post a Comment

0 Comments