ABOUT AUTHOR

Responsive Ad

Cinta yang menyakitkan tapi menyegarkan



Assalaamu'alaikum...

Selamat siang, Guys ! Apa kabar ? :)
Hahaa, saya akan menceritakan kisah yang agak menyebalkan
Kalau diingat-ingat lagi, dah berapa kali yaa saya merasakan rasa sakit ?
Rasa yang telah tidak ingin saya rasakan lagi
Hmm, saya akan menjelaskan seringkas-ringkasnya aja, supaya ga terlalu ribet hahaa :v
Eh, ini aja deh hahaa :'v ...
Ok, ini dia ...

Sebenarnya, kejadian ini hampir sama dengan masa kelas SMP, ya hampir sama karena jenis permasalahannya sama...
Tidak perlu terlalu detail, inti-intinya aja deh...

'Cinta itu anugerah, tergantung kamu yang menanggapinya gimana'

Jika masa SMP, saya pernah suka sama seseorang ketika kelas 8 SMP sampai akhirnya saya langsung patah hati pada tanggal 2 Mei 2015 karena baru mengetahui kalau seseorang yang saya sukai ternyata sudah berpacaran. Ntah mengapa, waktu itu saya langsung patah hati dan tidak merasakan suka lagi terhadapnya. Jadinya, saya setiap hari selalu di dalam kelas dan menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas-tugas sekolahan yang ada dan jarang keluar kelas. Sampai akhirnya, saya punya rasa terhadap teman sekelas saya karena sering bercanda dan mengobrol bersama, hehee. Tapi, saya belum mengatakan pada diri saya sendiri kalau saya suka dengan orang itu. Sebut saja dengan inisial Aria.

Lalu, ketika kelas 9 SMP, pada awal masuk sekolah tahun pelajaran 2015/2016, ada halal bihalal di sekolah. Lalu, saya melihat si Aria. Dengan menatapnya, saya langsung bilang "Iya, saya suka Aria." di dalam hati. Lalu, setiap hari di kelas saya selalu memikirkannya sampai saya susah mengendalikan diri saya sendiri, betapa besar rasa suka saya terhadapnya sampai saya pun menjauh darinya. Saya suka melihatnya dari belakang, dan lain sebagainya. Sampai dia pun mengetahui tentang hal itu (dari sikapku) dan juga menjauh dari saya.



Datanglah jam tambahan untuk pengayaan persiapan UN, saya berada di kelas 9D (kelas ke-4, dalam urutan ranking ujian PTS, sepertinya). Saya duduk di depan dan duduk sendirian. Lalu, saya ke kantin untuk makan siang. Setelah dari kantin, saya balik ke kelas dan saya agak terkejut karena ada tas di sebelah kursi saya. "Ini tas siapa?" tanya saya dalam hati. Lalu saya duduk. Tiba-tiba, dia datang. Saya dan dia berkenalan, namanya diinisialkan aja deh dengan Yani. Lalu, ntah mengapa saya dengan dia cepat akrab. Saya senang dengannya.

Beberapa hari/minggu kemudian (lupa beberapa hari atau minggu :v, dah lama kok hahaa), ada rumor yang mengatakan kalau si Aria suka dengan cewek lain. Wah, saya langsung kepo tuh tapi diam aja dulu. Saya hanya dengar2 aja dulu dari teman-teman sekelas. Lalu ketika pulang sekolah, saya dan teman dekat saya yang bernama (inisial) Fiah dan Vas main dulu ke rumah Vas. Ternyata, si Fiah dan Vas juga kepo tentang siapa yang disukai Aria. "Ah, apa ini ya orangnya ?" Kata Fiah yang sudah menemukan Facebook si orang yang disukai oleh si Aria. Lalu, saya melihat foto fbnya. Ha, saya terkejut ! Ternyata itu si Yani ! Saya hanya diam dan berpikir. Sampai rumah pun masih berpikir.



Besok harinya ketika pengayaan, saya dan dia masih baik-baik saja. Tapi sebenarnya, saya diam-diam intip hp si Yani ketika Yani membuka hpnya. Lalu, beberapa hari kemudian di hari Sabtu, saya masih berteman baik dengannya. Llau, dia buka chat bbm. Saya melihatnya dengan diam-diam. Oh, ketemu ! Terbukti kalau memang rumor itu benar, bahwa si Aria suka dengan Yani. Saya sih agak sedih yaa tapi gimana lagi. Lalu, dia meminjam hp saya, saya kasih. Dia ingin melihat galeri saya tapi saya beri password. Dia ingin buka dan lihat foto2 di galeri saya, yasudah saya bukakan. Saya cukup was-was waktu itu, yah karena di galeri itu ada kumpulan foto orang yang saya suka, dan akhirnya duaarrr dia tahu kalau saya suka si Aria juga. Hmm, cinta segitiga. Lalu, suasana pun menjadi canggung antara saya dan si Yani.

Sampai malamnya, saya chattingan dengan si Yani. Betapa anehnya, saya dengan dia. Seharusnya si Aria menjadi bahan perebutan antara saya dengan Yani, tapi ini nggak ! Saya dengan Yani malah saling melempar Aria layaknya bola voli hahaa. "Aria untuk kamu aja." , "Nggak, Aria untuk kamu aja, lebih pantes." , "Nggak, Aria kuserahin ke kamu aja, kan kamu sekelas dengannya." , semisal seperti itulah, sampai nggak tau udah berapa chatnya tentang itu :'v . Lalu, saya membalasnya dengan "Aria untuk kamu aja, kan kamu sama dia udah dekat sedangkan aku sama dia udah jauh.". Akhirnya, dia setuju. Huuhhh akhirnya :) . Lalu, pertemanan antara dia dan saya pun membaik, walaupun masih ada rasa waspada sih kayak "kamu masih suka sama si Aria ? Lah tu statusmu ?". Lalu saya jawab "Nggak, kamu tau kan aku sedang suka siapa ?" dengan senyuman ketawa kecil.

Hahaa !!! Saya menulis artikel ini malah flashback ahahaa !!! Terima kasih ya temanku sudah membuatku tertawa kecil sekarang, eh tertawa gede AHAHAHAHAHAAA !!!



Itu sih baru masa SMP. Lalu di masa SMK :

Awal masuk sekolah, pas PLSPD, saya sudah menyukai kakak kelas. Tapi, karena pengalaman suka saya waktu di smp buruk, maka saya tidak ingin mengulanginya lagi dan menganggap dia itu kakak saya sendiri aja. Itu pun lebih baik ^v^ ...

Lalu, seiring waktu berjalan, kelas 10 semester 2 wah konsentrasi saya mulai terganggu tuh dengan sifat si teman saya yang bernama (inisial aja, males dibahas sih sebenarnya tapi mau gimana laigi hm -_- ) Ore. Sifatnya itu seperti menunjukkan kalau dia suka pada saya. Dia tiba-tiba meminta file ke saya 2 kali, dan lain sebagainya -_- . Saya mengamatinya dan parahnya konsen belajar saya malah benar-benar terganggu, hm. Sampai saya pun tidak tenang karena saya tidak ingin menyukai seseorang lagi (dikarenakan masa lalu smp). Hal itu pun terjadi sampai kelas 12 (walaupun kelas 11 ada PKL - Praktek Kerja Lapangan, tapi tetap saja masih susah melupakan dia, masih terbayang-bayang hm -_- ).

Kelas 12, parah lagi nih. Sebelum masuk sekolah pada awal tahun pelajaran 2018/2019, saya berterima kasih dan meminta maaf kepadanya. Saya merasa bersalah karena telah menjauhinya selama kurang lebih 2 tahun karena rasa suka saya ini. Saya menjelaskan padanya dan saya jelaskan semuanya padanya. Tapi, itu hanya menurunkan harga diri saya aja. Dia jadi menjauh dan menganggap saya gila. Palagi, dia bercerita kepada teman dekatnya kalau saya nembak dia, hm padahal saya hanya bilang kalau saya suka sama dia bukan nembak, kalau nembak dia pasti dia sudah nggak ada nafasnya lagi sih hm. Yah salah saya juga sih melakukan hal itu hm. Dan akhirnya, hubungan pertemanan saya dan dia pun menjadi canggung. Setelah kejadian itu, dia melihat ke arah saya seperti dia suka sama saya, sifatnya dan sikapnya seperti mengatakan suka pada saya. Yaa mungkin sih, karena salah satu bukti dari banyaknya bukti (ntah bener apa nggak), ketika dia melihat saya memakai baju silat pas ada acara memperkenalkan ekstra pas PLSPD adik kelas baru tu wajah si Ore kayak terkagum-kagum atau gimanalah (tidak bisa menjelaskan -_- ) lalu memalingkan wajah ke teman sebelahnya. Saya yang melihat sikap dia begitu pun saya tersipu (Huh ? Apaan -_- ). Saya yang dulunya tidak ingin menyukai seseorang akhirnya luluh ( -_- ) gara-gara cuma karena itu. Hm, bodoh ya -_- .




Lalu, lebih dari 1 bulan kemudian ada kabar kalau si Ore berpacaran dengan cewek lain. Saya kaget dan sedih sebenarnya. "Mengapa dia berpacaran ? Kalau dia tidak suka saya dan tidak berpacaran sih nggak papa, tapi mengapa ?" hanya bisa berkata dalam hati. Lalu, saya merasa ada kecewa terhadapnya dan saya benci ketika melihat mukanya. Saya berusaha melupakannya tapi susah ntah mengapa. Lebih anehnya lagi, dia ngomongin tentang shalat istikharah lah, jodohlah, hah ga peduli gw. Do'akan semoga saya dan si Ore ini tidak pernah bertemu lagi setelah lulus smk nanti, aamiin ya rabbal alamin.



Lalu, setelah saya merasa sedih karena saya telah di PHP ( ntah ni anak yang php dirinya sendiri atau memang diphp), lalu saya mengamati orang lain. Oh iya, ntah mengapa ada tumbuh perasaan saya kepada orang lain. Bisa dibilang dia lebih pintar agama dari si Ore? Nama inisialnya adalah Ahsan. Saya mengamatinya sejak kelas 10, terlihat dia seperti menyukai saya tapi saya abaikan dan saya hanya anggap dia teman. Tapi, tidak disangka2, ternyata dia suka saya (ntah ni anak bener apa nggak hm). Lalu, karena saya sedang merasakan sakit hati pun juga menyukai si Ahsan. Dan yah, saya kira iya dia suka saya tapi ternyata tidak.

Saya kepo tentang si Ahsan. Lalu, saya tanya ke teman dekatnya. Saya tanya giamna sih sikap dan sifat si dia ? Lalu temannya menjelaskan tentang sikap dan sifatnya si Ahsan. Oh kebetulan, dia adalah si Ama (inisial) teman yang kusayangi karena seperjuangan ikut LKS (Lomba Kompetensi Siswa) walaupun beda bidang lomba sih tapi kami akrab dari kelas 11. Saya kaget ternyata sikapnya ternyata begitu. Lalu si Ama bilang "Jangan si Ahsan." Saya heran dan bertanya ke dia "Lha kenapa ?", lalu si Ama bertanya lagi "Kamu tau yang disukai Ahsan siapa ?" Aku pun penasaran dan berkata "Tidak, siapa emang ?", lalu dia menjawab pertanyaan itu dengan suara berbisik "Nari". Saya pun kaget terkejut, tapi ntah mengapa ada rasa bahagia yang kecil di hati. Saya kaget karena saya menyukai orang yang disukai oleh teman saya juga, si Nari. Tapi saya bahagia, karena saya bisa melepas rasa suka saya ke Ahsan dengan tenang ( sebelumnya, saya ingin melepasnya sih cuma berat, karena saya kira dia suka saya dan jika saya melepas rasa ini yaa dia akan sedih). Hahaa, akhirnya saya merasa tenang :) ...


Wah, V BTS sehati dengan saya tuh Hahahaa :v

Yahhh, hm, malu sih malu, cuma ini sudah masa lalu hm...

Memang sih saya kalau masalah seperti ini memang bodoh ya hahaa
Tapi, akan saya jadikan pelajaran supaya tidak terulang lagi, dan
Saya akan menganggap kalau laki-laki itu sukanya PHP dan memang laki-laki itu PHP
Hm Hmm Hmmm ?
Memang benerkan ?
Tapi faktanya, hanya sebagian laki-laki yang seperti itu.
Pertanyaan, mengapa saya megnatakan seperti itu ?
Kakak saya, tipenya orang setia tuh. Masih bertahan dari smk sampai sekarang :P
Biarlah saya menganggap kalau laki-laki itu suka PHP, yang penting saya tidak menyukai seseorang lagi, kalau bisa selama-lamanya aja deh :'v
Gimana yaa ? Pasti pada berpikir "Kamu nggak nikah berarti ?"
Hah, perempuan/wanita siapa yang tidak ingin menikah ? Semua pasti inginlah, aneh
Tapi, karena pengalaman suka saya seperti ini yaa gimana lagi
Maka saya hanya bilang aja :


NIKAH ataupun TIDAK NIKAH saya tidak peduli.
Yang penting, saya bisa mengejar IMPIAN saya.

Siapa yang tidak ingin mengejar impiannya ? Pasti inginkan ?
Makanya itu, saya ingin fokus untuk mengejar impian saya
Masalah nikah ataupun jodoh, itu sudah takdir, sudah diurus Sang Maha Kuasa
Ngapain masih mikir tentang itu ? Masih belajar juga pun hm...
Masih anak sekolahan, fokus aja tuh sama pembelajarannya, jangan aneh-aneh...

Itulah yang saya rasakan
Oya, terkait dengan judul
Memang sih cinta yang saya rasakan itu menyakitkan
Tapi kenapa menyegarkan ?
Karena, setelah kejadian itu menimpa saya,
Saya selalu memikirkan dan merenungkan diri
Dan saya selalu melihat diri saya sendiri, bahkan sampai stres karena bingung dengan pilihan dan keputusan diri sendiri, yaelah kayak debat dengan diri sendiri donk ? Iyain ajah :)

Rasanya, setelah melalui masa-masa yang rumit seperti itu ( :'v ), saya merasa tertekan sebenarnya tapi juga bersyukur karena telah diberi rasa seperti itu walaupun akhirnya menyakitkan, dan saya bisa merasakan rasa sakit seperti itu sekarang daripada nanti ? Dan saya bisa lebih fokus ke impian saya walaupun rasanya agak pahit sih hm... Intinya, itu.

Hikmah dari kisah saya : Rasa suka dan cinta tergantung dari diri masing-masing
Saran dari penulis : Jangan menyukai/mencintai seseorang dulu, masih kecil, fokus belajar aja dulu sana :)




Dan sekarang, saya ingin fokus dulu. Impian saya itu butuh perjuangan besar. Tidak ada yang tahu selain Tuhanku, Allah Ta'ala.
Untuk kalian para pembaca, semoga bisa mengambil hikmah dari kisah saya ini yah,
Kalau suka sewajarnya aja, kalau benci sewajarnya aja, perhatikan diri sendiri juga yaa :D

Ok, terima kasih telah membaca artikel saya ini yang panjang hehee
Dan maaf jika ada kesalahan kata atau lain-lain

Sampai jumpa lagi :)


Wassalaamu'alaikum...

Post a Comment

0 Comments